Jokowi Izinkan Teroris Abu Bakar Baasyir Jadi Tahanan Rumah

Cerita Sex - Wacana pemindahan status tahanan terpidana aksi terorisme, Abu Bakar Baasyir semakin menjadi perhatian. Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu mengatakan kepada wartawan, Presiden Joko Widodo sudah menyetujui hal itu.
Gayung bersambut, Kuasa Hukum Abu Bakar Baasyir, Guntur Fattahillah mengapresiasi hal itu. Apalagi, keinginan tersebut juga disampaikan oleh kliennya yang saat ini mendekam di LP Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat.

"Kami sangat mengapresiasi langkah itu. Justru lebih bagus. Sama seperti keinginan Pak Ustaz jadinya," jelas dia saat dihubungi, Jakarta, Jumat (2/3).

Jokowi Izinkan Teroris Abu Bakar Baasyir Jadi Tahanan Rumah

Dia menjelaskan, sudah sedari dulu tim kuasa hukum memberikan surat kepada pemerintah untuk memindahkan Baasyir menjadi tahanan rumah. Tetapi, tidak ada tanggapan sama sekali.
Sejauh ini, pendiri Pondok Pesantren Ngruki, Surakarta itu, harus menghabiskan masa tahanannya di dalam penjara yang terkenal super ketat. Terlebih, Baasyir harus terus berada di sel isolasi hingga 2024 mendatang.

"Apalagi, beliau kan tidak bisa bertemu langsung dengan keluarga. Ada sekat kaca. Tidak bisa bersentuhan. Kalau jadi tahanan rumah, keluarga bisa sampai merawat pak ustaz," tandasnya.

Lagi pula, menurutnya, pengaruh Abu Bakar Baasyir sudah tidak ada lagi. Dirinya yang sudah memasuki usia senja, dianggap tidak lagi berbahaya.

"Ya mau apa lagi sih? Sudah tua juga, sudah susah juga untuk berdiri. Ya tidak akan macam-macam juga. Sudah selesai lah," katanya.

Namun begitu, Guntur mengingatkan sekali lagi, jangan sampai pemindahan status tahanan kepada Baasyir dipolitisasi.
Meski, dia harus mengakui, akan ada saja pihak-pihak yang mengklaim di tahun politik seperti ini.

"Harus diingat, kami dari tim kuasa hukum sudah usahakan ini sejak dulu. Jangan sampai jadi komoditas politik. Saya melihat, sudah ada ini indikasinya," tegas dia.

Sementara Pengamat Terorisme, Al Chaidar mengatakan Baasyir saat ini sudah ditinggalkan para pengikut setianya.
Semenjak Baasyir mengakui, dirinya berafiliasi dengan ISIS, pengikutnya yang masih berafiliasi dengan Al-Qaeda, marah dan enggan mengikuti paham pria yang akan berusia 80 tahun itu.

"Beliau sudah ditinggal sendirian. Tidak ada lagi yang mengikuti Baasyir. Bahkan anaknya sendiri," urainya.

Jaringan Anshar Daulah (JAD) yang sempat dipimpin Baasyir, kini sudah dikendalikan oleh Aman Abdurahman, terdakwa otak dibalik Bom Thamrin 2016 lalu.
Begitu juga dengan pecahannya, Jaringan Anshorut Syiah (JAS) yang sudah enggan menerima masukan dari Baasyir.
Anak-anak Baasyir, lanjut dia, yang saat ini ikut dalam JAS, juga sudah tidak satu paham dengan ayahnya.
Wacana pemindahan status tahanan Baasyir, dinilai oleh para pengikut dua jaringan tersebut, sebagai langkah diplomasi dengan pemerintah.

"Kalau keluar, berarti Baasyir sepakat dengan pemerintah. Artinya, pemahaman dia dan pengikutnya yang dulu tidak percaya pada pemerintah, sudah memudar," lanjutnya.

Dia sepakat dengan keluarnya pria kelahiran Jombang itu dari Lapas Gunung Sindur. Pasalnya, aparat dirasa akan lebih mudah untuk menyisir pengikut yang masih sepaham dengan Baasyir.

"Pasti lah. Ada satu atau dua orang pengikut yang datang ke rumah. Itu kan justru gampang. Ikutin saja, sisir satu-satu," katanya.

Ketakutan akan pengaruh Baasyir, dinilai berlebihan. Alasannya, saat ini akan lebih banyak pergerakan dari Lonewolf untuk menjadi kombatan. Terlebih, mereka langsung dipantau oleh pimpinan ISIS asal Indonesia, Bahrun Naim.

"Justru yang lonewolf ini yang bahaya. Kalau Baasyir, sudah tidak berbahaya lagi," tukasnya.